A. Masa Kanak-Kanak Awal (Prasekolah): TK dan Playgroup
(2-6 tahun)
·
Fase Berpikir Egosentris
·
Masa Bermain
·
Masa Meniru
·
Masa Eksplorasi, dengan
meningkatnya kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan karena bertambah
besarnya kordinasi dan pengendalian motorik yang disertai dengan meningkatnya
kemampuan bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dimengerti orang lain.
·
Tahap praoperasional
pada tahapan ini simbol-simbol anak meningkat kompleks, namun proses penalaran
dan pemikirannya masih mempunyai ciri-ciri keterbatasan. Serangkaian pertanyaan
yang diajukan anak, menunjukkan perkembangan mentalnya dan mencerminkan rasa
keingintahuan intelektual, serta menandai munculnya minat anak-anak dalam
penalaran.
·
Tahap
prakonvensional:
Tahap 1: Orientasi Hukuman
Tahap
2: Orientasi Ganjaran
IMPLIKASI MASA PRASEKOLAH DALAM PENDIDIKAN
a. Belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan) anak dapat
melihat tingkah laku, bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis
kelamin yang satu dengan yang lainnya.
b. Mencapai
kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila
dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu
sehingga temperatur badannya mudah berubah.
c. Membentuk
konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam. Pada mulanya
dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan.
Lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang-orang di sekitarnya.
d. Belajar
mengadakan hubungan emosional dengan orang tua. saudara, dan orang lain. Anak
mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya menggunakan
berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa.
e. Belajar mengadakan
hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Anak kecil
dikuasai oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan
penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa
manusia dalam hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan).
B. Masa
Kanak-kanak Akhir : SD (6-11 tahun)
·
Sejak
usia 6 tahun sampai matang secara seksual
·
Tahap
Kognitif : operasional-konkrit
-
Mampu
berpikir logis tentang objek dan kejadian
-
Mampu
mengklasifikasikan objek
-
Mampu
mengkonversi jumlah dan berat
·
Tingkat
perkembangan moral : Konvensional
-
Tahap 3
: orientasi “good boy/ good girl”
-
Tahap 4
: orientasi otoritas
·
Menurut
Erikson : Tahap industry vs inferiority
Implikasi
Tahap Ini Terhadap Pendidikan
·
Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan
suatu benda berdasarkan ciri – ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda
yang sama kedalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan
pensilnya berdasarkan warna, dan tingginya.
·
Anak suka dipuji dan mendapat pengakuan,
sebaiknya guru atau orangtua memberikan pujian saat anak melakukan hal yang
positif misalnya jika anak mendapat nilai yang bagus, sebaiknya guru memberikan
pujian seperti mengatakan “anak pintar” agar anak terus mengulangi hal yang positif
tersebut.
·
Anak sudah mampu memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang,
lebar, luas, dan berat.
·
Perkembangan motorik halus anak sudah
berkembang yaitu perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil
atau sebagian anggota tubuh tertentu. Seperti
kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan
motorik halus.
·
Kemampuan bahasa anak sudah mulai berkembang
dimana anak mulai dapat belajar membaca. Pada masa ini perubahan terjadi dalam
hal anak berfikir tentang kata-kata, jadi anak dapat mengembangkan bahasa nya
dengan cara membaca.
·
Anak sudah mulai matang secara intelektual
maksudnya, anak telah sanggup menerima pelajaran secara sistematis,
terus-menerus, dapat menyimpannya dan nantinya dapat memproduksi pelajaran
tersebut. Misalnya anak sudah mampu belajar mengitung, yaitu dengan guru
menggambarkan dengan objek atau gambar yang membuat anak lebih tertarik dan
mudah mengingatnya.
·
Pada masa ini anak mempunyai ide yang lebih
baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain, lama waktu tempuhnya, dan
dapat mengingat rute dan tanda-tanda jalan, misalnya anak dapat dipercayakan
menemukan jalan pulang atau pergi dari rumah ke sekolah.
C. Masa Remaja Akhir
(11/12 sampai 18/24 tahun): Tahap SMP dan Tahap SMA
1.
Tahap SMP
Menurut Piaget :
·
Berada pada Tahap Formal Operational
(berkisar antara 11-15 tahun)
(berkisar antara 11-15 tahun)
Menurut Erik Erikson :
·
Psikososial Tahap 5
( Identitas vs kekacauan identitas )
( Identitas vs kekacauan identitas )
Menurut Kohlberg :
·
Tahapan Pos Konvensional
Implikasi Pendidikan:
·
Remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak
·
Mencoba mengerjakan
sebuah tugas dengan lebih logis
·
Pribadi yang lebih idealistisdalam melaksanakan
sesuatu
·
Kemampuan berpikir secara abstrak dan hipotesis,
sehingga ia mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi,
sesuatu yang abstrak( imajinasi).
·
Mereka sudah mampu berpikir secara sistematk, mampu
berpikir dalam kerangka apa yang mungkin terjadi, bukan hanya apa yang terjadi.
·
Kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari
berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi
intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual.
Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan
kognitif.
Cara meningkatkan
potensi belajar pada masa sekolah menegah atas;
1. Membuat pembelajaran relevan
dan mengaktifkan pengetahuan sebelumnya.
Penggunaan organisator awal (analogi, elaborasi) dengan siswa dapat
membantu mengaktifkan pengetahuan mereka taerdahulu.
2. Mengorganisasikan informasi.
Materi yang diorganisasikan
dengan baik, akan lebih mudah dipelajari dan diingat daripada materi yang
kurang terorganisir. Contohnya, kelompok masalah yang spesifik dikelompokan dibawah masalah yang
lebih umum.
3. Menggunakan tekhnik bertanya.
Penyajian pertanyaan sebelum pengenalan bahan pengajaran dapat membantu
siswa mempelajari bahan yag terkait dengan pengajaran tersebut.
4. Menggunakan model konseptual.
Salah saatu contoh dari model konseptual adalah diagram yang memperlihatkan
unsur-unsur informasi atau pengetahuan.
2.
Tahapan SMA
Perkembangan kognitif ( Jean Piaget)
·
Berada pada Tahap Formal Operational (berkisarantara 11-15 tahun
dan 18-24 tahun).yaitu,remaja
mampu menghasilkan cara berpikir baru yang abstrak,formal dan logis.
Perkembangan psikososial( Erik Erikson) :
·
Psikososial Tahap
5( Identitas vs kekacauan identitas ).Pada tahap ini seseorang berusaha untuk
menentukan apa yang unik tentang diri mereka ,siapa diri mereka,apa kekuatan
mereka dan apa peran mereka terhadap lingkungan mereka
·
Tahapan Pos Konvensional.yaitu seseorang
menggunakan prinsip-prinsip moral yang dipandang lebih luas dibandingkan dengan
masyarakat mana pun.
Perkembangan Fisik:
·
Mengarah ke bentuk orang dewasa(tinggi dan berat badan
)
Perkembangan Heteroseksual:
·
Tertarik pada lawan jenis(hormon seksual aktif)
Perkembangan
Emosional
·
Emosi tidak stabil,berubah-ubah dan cenderung meledak
–ledak.
Implikasi Tahapan
Perkembangan ke dalam Pendidikan
·
Remaja (anak SMA) berpikir dengan cara yang lebih abstrak, formal dan logis.
Implikasinya: Memberikan sebuah problem tertentu
kepada seorang remaja dengan tujuan agar sang remaja dapat mengatasi
,menyelesaikan ,mengevaluasi serta mengambil pelajaran dari problem tersebut
dengan kemampuan berpikir abstrak dan logis nya.
·
Remaja mencari identitas sejatinya
Implikasinya : Memberikan sebuah motivsasi kepada para
remaja .seperti,bakat apa yang ada pada dirinya?apa yang ingin dicapai setelah
lulus SMA?ingin menjadi apa di masa depan? dsb.agar sang remaja dapat mengetahui
potensi apa yang ada pada diri mereka dan dapat mengembangkannya.
·
Remaja yang menggunakan prinsip-prinsip moral
Implikasinya: Megadakan kegiatan bakti sosial ataupu
sosialisasi,dengan tujuan agar dapat membentuk tingkat kepedulian remaja terhadap
dirinya sendiri serta hubungan lingkungan sosialnya.dan juga memandang penting
kesejahteraan orang lain sebagai cerminan tingkat moralitas tinggi.
·
Perkembangan heteroseksual
Implikasinya:
Memberikan sebuah wawasan kepada remaja tentang bagaimana cara kita merespon
seksual manusia(lawan jenis) menurut biologisnya, kemudian dasar biologis dari
perilaku seksual,sampai dengan penyimpangan –penyimpangan seksual.
·
Perkembangan emosional
Implikasinya:
Para orang tua memberikan empati dan simpati kepada anak dan membantu mereka
dalam mengambil sikap dan memahami perasaan oarang lain an juga membantu anak
dalam mengembangkan kemampuannya dalam mengatasi masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar