Minggu, 19 Maret 2017

Tahap Prasekolah






A.   Masa Kanak-Kanak Awal (Prasekolah): TK dan Playgroup (2-6 tahun)

·        Fase Berpikir Egosentris
·        Masa Bermain
·        Masa Meniru
·        Masa Eksplorasi, dengan meningkatnya kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan karena bertambah besarnya kordinasi dan pengendalian motorik yang disertai dengan meningkatnya kemampuan bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dimengerti orang lain.
·        Tahap praoperasional pada tahapan ini simbol-simbol anak meningkat kompleks, namun proses penalaran dan pemikirannya masih mempunyai ciri-ciri keterbatasan. Serangkaian pertanyaan yang diajukan anak, menunjukkan perkembangan mentalnya dan mencerminkan rasa keingintahuan intelektual, serta menandai munculnya minat anak-anak dalam penalaran.
·        Tahap prakonvensional:
Tahap 1: Orientasi Hukuman
Tahap 2: Orientasi Ganjaran

IMPLIKASI MASA PRASEKOLAH DALAM PENDIDIKAN

      a.    Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan) anak dapat melihat tingkah laku, bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya.
      b.    Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah.
      c.    Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam. Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang-orang di sekitarnya.
      d.    Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua. saudara, dan orang lain. Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa.
      e.    Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan).

B.   Masa Kanak-kanak Akhir : SD (6-11 tahun)
·        Sejak usia 6 tahun sampai matang secara seksual
·        Tahap Kognitif : operasional-konkrit
-         Mampu berpikir logis tentang objek dan kejadian
-         Mampu mengklasifikasikan objek
-         Mampu mengkonversi jumlah dan berat
·        Tingkat perkembangan moral : Konvensional
-         Tahap 3 : orientasi “good boy/ good girl”
-         Tahap 4 : orientasi otoritas
·        Menurut Erikson : Tahap industry vs inferiority

Implikasi Tahap Ini Terhadap Pendidikan
·        Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri – ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda yang sama kedalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan pensilnya berdasarkan warna, dan tingginya.
·        Anak suka dipuji dan mendapat pengakuan, sebaiknya guru atau orangtua memberikan pujian saat anak melakukan hal yang positif misalnya jika anak mendapat nilai yang bagus, sebaiknya guru memberikan pujian seperti mengatakan “anak pintar” agar anak terus mengulangi hal yang positif tersebut.
·        Anak sudah mampu memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
·        Perkembangan motorik halus anak sudah berkembang yaitu perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Seperti kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.
·        Kemampuan bahasa anak sudah mulai berkembang dimana anak mulai dapat belajar membaca. Pada masa ini perubahan terjadi dalam hal anak berfikir tentang kata-kata, jadi anak dapat mengembangkan bahasa nya dengan cara membaca. 
·        Anak sudah mulai matang secara intelektual maksudnya, anak telah sanggup menerima pelajaran secara sistematis, terus-menerus, dapat menyimpannya dan nantinya dapat memproduksi pelajaran tersebut. Misalnya anak sudah mampu belajar mengitung, yaitu dengan guru menggambarkan dengan objek atau gambar yang membuat anak lebih tertarik dan mudah mengingatnya.
·        Pada masa ini anak mempunyai ide yang lebih baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain, lama waktu tempuhnya, dan dapat mengingat rute dan tanda-tanda jalan, misalnya anak dapat dipercayakan menemukan jalan pulang atau pergi dari rumah ke sekolah.
C.   Masa Remaja Akhir (11/12 sampai 18/24 tahun): Tahap SMP dan Tahap SMA

1.     Tahap SMP

Menurut Piaget :
·        Berada pada Tahap Formal Operational
 (berkisar antara 11-15 tahun)

Menurut Erik Erikson :
·        Psikososial Tahap 5
( Identitas vs kekacauan identitas )
                          
Menurut Kohlberg :
·        Tahapan Pos Konvensional

Implikasi Pendidikan:

·        Remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak
·         Mencoba mengerjakan sebuah tugas dengan lebih logis
·        Pribadi yang lebih idealistisdalam melaksanakan sesuatu
·        Kemampuan berpikir secara abstrak dan hipotesis, sehingga ia mampu memikirkan  sesuatu yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak( imajinasi).
·        Mereka sudah mampu berpikir secara sistematk, mampu berpikir dalam kerangka apa yang mungkin terjadi, bukan hanya apa yang terjadi.
·        Kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.


Cara meningkatkan potensi belajar pada masa sekolah menegah atas;

1.   Membuat pembelajaran relevan dan mengaktifkan pengetahuan sebelumnya.
Penggunaan organisator awal (analogi, elaborasi) dengan siswa dapat membantu mengaktifkan pengetahuan mereka taerdahulu.
2.   Mengorganisasikan informasi.
Materi yang diorganisasikan dengan baik, akan lebih mudah dipelajari dan diingat daripada materi yang kurang terorganisir. Contohnya, kelompok masalah yang spesifik dikelompokan dibawah masalah yang lebih umum.
3.   Menggunakan tekhnik bertanya.
Penyajian pertanyaan sebelum pengenalan bahan pengajaran dapat membantu siswa mempelajari bahan yag terkait dengan pengajaran tersebut.
4.   Menggunakan model konseptual.
Salah saatu contoh dari model konseptual adalah diagram yang memperlihatkan unsur-unsur informasi atau pengetahuan.

2.     Tahapan SMA

Perkembangan kognitif ( Jean Piaget)
·        Berada pada Tahap Formal Operational (berkisarantara 11-15 tahun dan 18-24 tahun).yaitu,remaja mampu menghasilkan cara berpikir baru yang abstrak,formal dan logis.

Perkembangan psikososial( Erik Erikson) :
·        Psikososial Tahap 5( Identitas vs kekacauan identitas ).Pada tahap ini seseorang berusaha untuk menentukan apa yang unik tentang diri mereka ,siapa diri mereka,apa kekuatan mereka dan apa peran mereka terhadap lingkungan mereka
                          
Perkembangan  moral (Kohlberg) :
·        Tahapan Pos Konvensional.yaitu seseorang menggunakan prinsip-prinsip moral yang dipandang lebih luas dibandingkan dengan masyarakat mana pun.

Perkembangan Fisik:
·        Mengarah ke bentuk orang dewasa(tinggi dan berat badan )

Perkembangan Heteroseksual:
·        Tertarik pada lawan jenis(hormon seksual aktif)

Perkembangan  Emosional
·        Emosi tidak stabil,berubah-ubah dan cenderung meledak –ledak.


Implikasi  Tahapan  Perkembangan ke dalam Pendidikan

·        Remaja (anak SMA) berpikir dengan cara yang lebih abstrak, formal dan logis.
Implikasinya: Memberikan sebuah problem tertentu kepada seorang remaja dengan tujuan agar sang remaja dapat mengatasi ,menyelesaikan ,mengevaluasi serta mengambil pelajaran dari problem tersebut dengan kemampuan berpikir abstrak dan logis nya.

·        Remaja mencari identitas sejatinya
Implikasinya : Memberikan sebuah motivsasi kepada para remaja .seperti,bakat apa yang ada pada dirinya?apa yang ingin dicapai setelah lulus SMA?ingin menjadi apa di masa depan? dsb.agar sang remaja dapat mengetahui potensi apa yang ada pada diri mereka dan dapat mengembangkannya.

·        Remaja yang menggunakan prinsip-prinsip moral
Implikasinya:  Megadakan kegiatan bakti sosial ataupu sosialisasi,dengan tujuan agar dapat membentuk tingkat kepedulian remaja terhadap dirinya sendiri serta hubungan lingkungan sosialnya.dan juga memandang penting kesejahteraan orang lain sebagai cerminan tingkat moralitas tinggi.

·        Perkembangan heteroseksual
Implikasinya: Memberikan sebuah wawasan kepada remaja tentang bagaimana cara kita merespon seksual manusia(lawan jenis) menurut biologisnya, kemudian dasar biologis dari perilaku seksual,sampai dengan penyimpangan –penyimpangan seksual.

·        Perkembangan emosional
Implikasinya: Para orang tua memberikan empati dan simpati kepada anak dan membantu mereka dalam mengambil sikap dan memahami perasaan oarang lain an juga membantu anak dalam mengembangkan kemampuannya dalam mengatasi masalah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar