Hai
sahabat blogger kali ini saya akan membahas tentang materi
pengelolahan kelas lo, oiya mumpung masih kondisi lebaran saya dan
sekeluarga mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H bagi
pembaca blogger muslim yang merayakannya dan Minal Aidin Wal Faizin,
Mohon Maaf Lahir Batin.
Pengelolahan
Kelas
Dalam
materi pengelolahan kelas ini saya akan menyampaikan tentang
mengelolah kelas secara efektif, mendesain lingkungan fisik kelas,
menciptakan lingkungan yang fositif untuk pembelajaran, menjadi
komunikator yang baik, dan menghadapi perilaku murid atau peserta
didik yang bermasalah.
Dalam
lingkaran pendidikan, dikatakan bahwa tidak seorang pun memperhatikan
menejemen kelas (classroom) yang baik kecuali kelas menjadi ruwet.
Ketika kelas dikelolah dengan baik, kelas akan berfjalan dengan
lancar dan murid akan aktif dalam pembelajaran. Ketika kelas
dikelolah dengan buruk, kelas bisa menjadi kacau dan tidak menarik
sebagai tempat belajar. Terus mengapa kita harus mengelolah
(menejemen) kelas secara efektif?
Banyak
kesamaan dalam isu menejemen untuk sekolah dasar dan sekolah
menengah. Akan tetapi ada juga beberapa perbedaan terutama dalam
pengelolahan kelas: guru SD sering menghadapi sekitar 20 sampai 25
murid yang sama sehari penuh, sedangkan guru sekolah menengah
menghadapi 100 sampai 150 murid dalam 50 menit sehari. Kejemuan dan
berinteraksi dengan orang yang sama sepanjang hari disekolah dasar
dapat menimbulkan masalah. Guru sekolah menengah harus perpindah
pelajaran dengan cepat. Mereka juga mungkin menghadapi lebih banyak
masalah dan murid mereka mungkin juga punya masalah yang lebih parah
dan sulit diubah. Masalah ini juga dapat lebih berat ketimbang
masalah murid SD. Murid sekolah menengah mungkin menuntut penjelasan
yang lebih mendalam dan logis dari aturan yang disiplin.
Doyle
mendekripsikan
ada enam karakter yang merefleksikan kompleksitas kelas dan potensi
masalahnya: (1) Multi-dimensionalitas; (2) aktivitas simultan yang
sedang berjalan; (3) kejadian yang sering terjadi dengan cepat; (4)
kejadian yang sering tak terduga; (5) kurangnya privasi; (6) sejarah
kelas.
Strategi
yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah: (1)
membangun ekspekstasi untuk perilaku dan menghilangkan
ketidakpastian; (2) memastikan murid merasakan kesuksesan; (3) selalu
siap dan dapat dijangkau; dan (4) selalu bertugas.
Tujuan
dan strategi antara lain: (1) membantu murid lebih banyak
menghabiskan waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang
tidak berorientasi tujuan (menjaga aktivitas tetap lancar,
meminimalkan waktu transisi dan mengajak murid bertanggung jawab) dan
(2) mencegah munculnya masalah.
Adapun
desain lingkung positif fisik sekolah adalah:
- Mengurangin kepadatan diarea yang menjadi tempat lalu lalang
- Memastikan anda melihat semua murid dengan mudah
- Materi yang harus disampaikan dipastikan mudah dipahami dengan murid dan mudah diakses
- Memastikan agar semua murid dapat melihat presentase kelas.
Gaya
penataan kelas antara lain gaya auditorium, tatap muka, offset,
dan
klaster (cluster). Gaya tersebut sangat penting untuk
mempersosialisasikan kelas dan menjadi desainer envioremental yang
mampu memahami apa aktivitas murid, menyusun rencana tata ruang,
melibatkan murid dalam pendesainan, dan mengujicobakan tata letak dan
mau bersikap fleksibel dalam mendesain ulang.
Agar
menciptakan lingkungan kelas yang positif maka gunakanlah manajemen
kelas otoritatif, bukan gaya otoriter atau permisif yang dilakukan.
Gaya otoritatif adalah melakukan percakapan dengan murid dan
membatasi perilaku murid jika dibutuhkan. Pengajaran otoritatif
berhubungan dengan perilaku murid yang kompeten.
Beberapa
pendekatan komunikasi yang baik bagi murid maupun guru antara lain
dengan keahlian bicara yang efektif seorang guru bisa mengembangkan
keahlian berbicara murid tersebut. Berbicara yang efektif didepan
kelas dan murid harus menggunakan pesan yang jelas, menggunakan kata
“saya”, bersikap asertif dan menghindari rintangan komuikasi
verbal. Baik guru maupun murid harus mengetahui cara berbicara dan
berpidato secara efektif. Jadilah pendengar yang aktif, mendengar
yang aktif adalah ketika seorang memberi perhatian penuh kepada
pembicara, fokus pada isi intelektual dan emosional dari pesan.
Beberapa strategi mendengar aktif adalah: (1) memberi perhatian pada
orang yang berbicara, seperti mempertahankan kontak mata; (2)
parafrasa; (3) mensintesiskan tema dan pola; (4) memberi tanggapan
secara kompeten.
Adapun
pendekatan yang efektif dapat dipakai guru untuk mengatasi perilaku
murid yang bermasalah antara lain dengan menggunakan interventasi,
interventasi dapat dibagi menjadi interventasi minor atau moderat.
Interventasi menggunakan isyarat nonverbal, memperatahankan laju
aktivitas, mendekati murid, mengarahkan perilaku, memberikan intruksi
yang diperlukan, menyuruh murid menghentikan suatu perilaku, dan
memberi pilihan kepada murid. Interventasi moderat antara lain dengan
mencabut privilese atau melarang murid melakukan aktivitas yang
disenanginnya, membuat perjanjian behavioral, mengisolasi atau
mengeluarkan murid dari kelas, dan memberikan hukuman. Strategi
menejemen yang baik adalah menggunakan sumber daya pendukung. Sumber
daya ini antara lain teman sebaya sebagai mediator, orang tua, kepala
sekolah atau konseltor, dan mencari mentor untuk murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar