Sabtu, 01 Juli 2017

Resume 1 setelah uts dengan judul "pengelolahan kelas"

Hai sahabat blogger kali ini saya akan membahas tentang materi pengelolahan kelas lo, oiya mumpung masih kondisi lebaran saya dan sekeluarga mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H bagi pembaca blogger muslim yang merayakannya dan Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin.

Pengelolahan Kelas

Dalam materi pengelolahan kelas ini saya akan menyampaikan tentang mengelolah kelas secara efektif, mendesain lingkungan fisik kelas, menciptakan lingkungan yang fositif untuk pembelajaran, menjadi komunikator yang baik, dan menghadapi perilaku murid atau peserta didik yang bermasalah.
Dalam lingkaran pendidikan, dikatakan bahwa tidak seorang pun memperhatikan menejemen kelas (classroom) yang baik kecuali kelas menjadi ruwet. Ketika kelas dikelolah dengan baik, kelas akan berfjalan dengan lancar dan murid akan aktif dalam pembelajaran. Ketika kelas dikelolah dengan buruk, kelas bisa menjadi kacau dan tidak menarik sebagai tempat belajar. Terus mengapa kita harus mengelolah (menejemen) kelas secara efektif?
Banyak kesamaan dalam isu menejemen untuk sekolah dasar dan sekolah menengah. Akan tetapi ada juga beberapa perbedaan terutama dalam pengelolahan kelas: guru SD sering menghadapi sekitar 20 sampai 25 murid yang sama sehari penuh, sedangkan guru sekolah menengah menghadapi 100 sampai 150 murid dalam 50 menit sehari. Kejemuan dan berinteraksi dengan orang yang sama sepanjang hari disekolah dasar dapat menimbulkan masalah. Guru sekolah menengah harus perpindah pelajaran dengan cepat. Mereka juga mungkin menghadapi lebih banyak masalah dan murid mereka mungkin juga punya masalah yang lebih parah dan sulit diubah. Masalah ini juga dapat lebih berat ketimbang masalah murid SD. Murid sekolah menengah mungkin menuntut penjelasan yang lebih mendalam dan logis dari aturan yang disiplin.
Doyle mendekripsikan ada enam karakter yang merefleksikan kompleksitas kelas dan potensi masalahnya: (1) Multi-dimensionalitas; (2) aktivitas simultan yang sedang berjalan; (3) kejadian yang sering terjadi dengan cepat; (4) kejadian yang sering tak terduga; (5) kurangnya privasi; (6) sejarah kelas.
Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah: (1) membangun ekspekstasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian; (2) memastikan murid merasakan kesuksesan; (3) selalu siap dan dapat dijangkau; dan (4) selalu bertugas.
Tujuan dan strategi antara lain: (1) membantu murid lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak berorientasi tujuan (menjaga aktivitas tetap lancar, meminimalkan waktu transisi dan mengajak murid bertanggung jawab) dan (2) mencegah munculnya masalah.
Adapun desain lingkung positif fisik sekolah adalah:
  • Mengurangin kepadatan diarea yang menjadi tempat lalu lalang
  • Memastikan anda melihat semua murid dengan mudah
  • Materi yang harus disampaikan dipastikan mudah dipahami dengan murid dan mudah diakses
  • Memastikan agar semua murid dapat melihat presentase kelas.
Gaya penataan kelas antara lain gaya auditorium, tatap muka, offset, dan klaster (cluster). Gaya tersebut sangat penting untuk mempersosialisasikan kelas dan menjadi desainer envioremental yang mampu memahami apa aktivitas murid, menyusun rencana tata ruang, melibatkan murid dalam pendesainan, dan mengujicobakan tata letak dan mau bersikap fleksibel dalam mendesain ulang.
Agar menciptakan lingkungan kelas yang positif maka gunakanlah manajemen kelas otoritatif, bukan gaya otoriter atau permisif yang dilakukan. Gaya otoritatif adalah melakukan percakapan dengan murid dan membatasi perilaku murid jika dibutuhkan. Pengajaran otoritatif berhubungan dengan perilaku murid yang kompeten.
Beberapa pendekatan komunikasi yang baik bagi murid maupun guru antara lain dengan keahlian bicara yang efektif seorang guru bisa mengembangkan keahlian berbicara murid tersebut. Berbicara yang efektif didepan kelas dan murid harus menggunakan pesan yang jelas, menggunakan kata “saya”, bersikap asertif dan menghindari rintangan komuikasi verbal. Baik guru maupun murid harus mengetahui cara berbicara dan berpidato secara efektif. Jadilah pendengar yang aktif, mendengar yang aktif adalah ketika seorang memberi perhatian penuh kepada pembicara, fokus pada isi intelektual dan emosional dari pesan. Beberapa strategi mendengar aktif adalah: (1) memberi perhatian pada orang yang berbicara, seperti mempertahankan kontak mata; (2) parafrasa; (3) mensintesiskan tema dan pola; (4) memberi tanggapan secara kompeten.
Adapun pendekatan yang efektif dapat dipakai guru untuk mengatasi perilaku murid yang bermasalah antara lain dengan menggunakan interventasi, interventasi dapat dibagi menjadi interventasi minor atau moderat. Interventasi menggunakan isyarat nonverbal, memperatahankan laju aktivitas, mendekati murid, mengarahkan perilaku, memberikan intruksi yang diperlukan, menyuruh murid menghentikan suatu perilaku, dan memberi pilihan kepada murid. Interventasi moderat antara lain dengan mencabut privilese atau melarang murid melakukan aktivitas yang disenanginnya, membuat perjanjian behavioral, mengisolasi atau mengeluarkan murid dari kelas, dan memberikan hukuman. Strategi menejemen yang baik adalah menggunakan sumber daya pendukung. Sumber daya ini antara lain teman sebaya sebagai mediator, orang tua, kepala sekolah atau konseltor, dan mencari mentor untuk murid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar